Minggu, 08 Januari 2012

Laporan Bahan Bakar

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR
Sistem injeksi bahan bakar yang digunakan mesin timor adalah
Sistem kontrol elektronik (Electronic Control System): Sistem kontrol elektronik berfungsi untuk mengontrol jumlah bahan bakar yang di injeksikan ke dalam silinder berdasarkkan dari masukan sensor yang ada.
PRINSIP KERJA SISTEM BAHAN BAKAR
Saat mesin distarter atau mesin hidup maka pompa bahan bakar (fuel pump) bekerja menghisap bahan bakar dari tangki (fuel tank) dan menekan ke pipa deliveri (delivery pipe) dengan terlebih dahulu disaring oleh saringan bahan bakar (fuel filter). Bila tekanan bahan bakar melebihi batas yang ditentukan maka regulator akan membuka dan bahan bakar akan mengalir ke tangki melalui saluran pengembali (return pipe). Injektor dihubungkan ke pipa deliveri sehingga saat jarum injektor membuka maka injektor akan mengabutkan bakan bakar ke arah katup hisap dan masuk ke dalam silinder.
Aliran bahan bakar dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 13. Aliran bahan bakar pada sistem EFI

KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR EFI
1. Tangki Bahan Bakar
Berfungsi penampung bahan bakar
2. Pompa Bahan Bakar
Pompa bahan bakar berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan menekannya ke pipa deliveri. System EFI menggunakan pompa listrik tekanan tinggi tipe motor (gerak putar)


Jenis pompa bahan bakar EFI yang digunakan mesin timor
Internal -Tank Type (Impeller Type)
Pompa diletakkan di dalam tangki bahan bakar, sehingga posisi pompa terendam bahan bakar. Kelebihannya pendinginan lebih baik karena pompa terendam dalam cairan bahan bakar.
Konstruksi pompa terdiri dari 4 bagian yaitu:
1). Motor listrik
2). Pompa turbin
3). Pengaman yaitu check valve dan relief valve
4). Saringan
Gambar 15. Pompa Internal Tank Type
Saat mesin mati namun kontak ON pompa tidak bekerja, hal ini sebagai upaya pengamanan dan upaya untuk mengurangi kosumsi energi listrik. Pompa dapat bekerja pada saat mesin distarter atau mesin telah hidup. Upaya menghidupkan pompa saat mesin mati dapat dilakukan dengan me-jumper terminal FP dan +B pada kotak diagnosis, fasilitas ini diberikan untuk agar pompa dapat hidup sehingga tekanan kerja cepat terpenuhi setelah mengganti komponen sistem bahan bakar atau mengetest tekanan bahan bakar maka pompa.

Rangkaian kelistrikan pompa bahan bakar untuk EFI D adalah sebagai berikut:

Gambar 16. Rangkaian kelistrikan pompa bahan bakar
3. Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter)
Berfungsi untuk menyaring kotoran pada bensin agar tidak menyumbat injektor. Saringan bahan bakar dipasang setelah pompa bahan bakar. Pengantian saringan setiap 40.000 km, pemasangan saringan bahan bakar harus memperhatikan tanda pemasangan.
Gambar 17. Fuel filter

4. Pipa deliveri (Delivery pipe)
berfungsi sebagai penampung bahan bakar tekanan tinggi bagi injektor. Pada bagian pipa yang berhubungan dengan injektor sering bocor sehingga mesin boros, kebocoran disebabkan oleh mengerasnya seal injektor dan pemasangan yang miring.

Gambar 18. Pipa deliveri
5. Regulator Tekanan (Pressure Regulator)
Berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar pada pipa deliveri agar tekanan tetap stabil. Besar tekanan bahan bakar diatur sebesar 2,3-2,6 kg/cm2. Bila tekanan melebihi batas yang ditentukan maka katup regulator tekanan akan membuka dan bahan bakar dialirkan ke tangki kembali.
Gambar 19. Regulator tekanan

Karena injeksi bahan bakar ke manifold maka perbedaan tekanan yang harus dijaga stabil adalah perbedaan tekanan antara bahan bakar pada pipa deliveri dengan tekanan manifold, oleh karena itu pada regulator ruang diafragma dihubungkan dengan tekanan manifold.
Bila regulator bocor maka tekanan bahan bakar rendah sehingga mesin sulit hidup, idling kasar dan tenaga mesin lemah. Pengecekan tekanan menggunakan manometer, langkah pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a. Lepas baut nipel pada saringan bahan bakar, hati-hati bensin bertekanan dapat menyembur ke mana-mana. Pasang manometer pada nipel saringan bahan bakar.

Gambar 20. memasang manometer
b. Jamper terminal B+ dengan terminal FP menggunakan kabel SST, lokasi terminal berada di kotak diagnosis.
Gambar 21. Jamper B+ dengan FP

c. Hidupkan mesin dan lihat tekanan bahan bakar pada manometer. Tekanan pompa Saat mesin hidup idle 2,3-2,6 kg/cm2. Cabut slang vacuum ke manifold dan tutup ujung slang, maka tekanan harus naik menjadi 2.7-3,1 kg/cm2 tapi ketika akselerasi tekanan tetap dan diselerasi tekanan turun sedikit. Matikan mesin tunggu sampai 5 menit, maka tekanan harus diatas 1,5 kg/cm2
Gambar 22. Mencabut slang vacuum
6. Injektor
Berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke arah katup hisap dalam bentuk kabut. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tergantung dari tekanan bahan bakar, besar lubang injektor dan lama injektor membuka. Pembukaan injektor dilakukan secara electromagnetic, yaitu dengan mengalirkan listrik pada lilitan injektor, saat listrik mengalir ke lilitan maka lilitan menjadi magnet, dan magnet menarik katup jarum pada injektor, lubang injektor terbuka dan injektor menginjeksikan bahan bakar. Pengaturan kapan dan lama listrik dialirkan ke injektor dilakukan oleh ECU berdasarkan kondisi kerja mesin dari masukan sensor-sonsor yang ada.
Gambar 23. Konstruksi injektor

Pola injeksi pada injektor mesin timor S515i
Tipe Simultan :
Pada tipe simultan semua injektor dirangkai parallel ke ECU, saat ECU memberikan signal maka semua injektor menginjeksikan bahan bakar.
Gambar dibawah ini merupakan rangkaian kelistrikan injektor tipe simultan, dimana semua injektor dirangkai parallel yaitu injektor 1 dan 3 dihubungkan ke # 10, dan injektor 2 dan 4 dihubungkan #20, sedangkan #10 dan #20 dihubungkan menjadi satu dengan satu transistor yang mengontrol hubungan dengan massa.
Gambar 24. Rangkaian kelistrikan injektor 4 silinder tipe simultan

Pemeriksaan Injektor
Terdapat beberapa gangguan pada injektor diantaranya:
a. Tahanan lilitan bertambah atau lilitan putus
b. Lubang injektor tersumbat atau terkikis
c. Arah penyemprotan tidak tepat dan injektor bocor
Memeriksa Tahanan Lilitan
Periksa tahanan lilitan injektor menggunakan multimeter (Ohm meter). Hubungkan terminal injektor dengan colok ukur Ohm meter. Besar tahanan 13,4-14,2Ω pada temperature 20ºC.
Gambar 25. Memeriksa lilitan injektor

Memeriksa Jumlah Injeksi
Hubungkan injektor pada saluran tekanan tinggi.
Hubungkan terminal B+ dengan FP pada kotak diagnosis. Hubungkan injektor dengan baterai 15 detik.Volume injeksi 39-49 cc, perbedaan antar injektor maksimal 10 cc. Bila volume kurang mengindikasikan lubang mengecil, bila volume lebih maka lubang terkikis. Ulangi pengujian 2-3 kali agar hasil lebih valid.
Gambar 26. Test volume injeksi

Kandungan sulfur pada bahan bakar dapat menyebabkan lubang injektor tersembat sehingga volume injeksi berkurang, idling kasar dan back firing. Upaya mencegah hal tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan injector cleaner pada bahan bakar agar injector tetap bersih. Jumlah penambahan injector cleaner dapat dilihat petunjuk penggunaan yang tertulis pada kemasan injector cleaner.
Memeriksa arah penyemprotan dan kebocoran
Saat test volume injeksi perhatikan arah penyemprotan pada injektor. Arah penyemprotan yang baik adalah lurus dan menyebar, lihat gambar dibawai ini.

Gambar 27. Arah penyemprotan dan kebocoran
Setelah pengujian selesai lepas kabel injektor ke baterai, bila terjadi tetesan bahan bakar di ujung injektor menandakan injektor bocor. Kebocoran maksimal 1 tetesan tiap menit. Kebocoran ini menyebabkan bahan bakar boros, emisi gas buang tinggi dan terjadi endapan karbon pada katup hisap.
Hasil pemeriksaan injector
No. injektor Hambatan Kumparan arah injektor jumlah injektor rata-rata kesimpulan
1 2 3
1 15 baik 39 39 39 39 karena volume injektor tidak sesuai spesifikasi maka dilakukan pembersihan dengan injektor cleaner.
2 15 baik 37 38 38 38
3 15 baik 39 38 37 38
4 15 baik 40 36 38 38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar